Seorang Anak Muslim diTangkap Polisi karena Manolak LGBT

Seorang anak Muslim di Jerman telah dilarikan dengan paksa dari keluarganya oleh layanan perlindungan anak dan polisi karena sekolah diinformasikan bahwa anak tersebut diajarkan oleh orang tuanya bahwa homoseksualitas dan transgender tidak dapat diterima dalam Islam.

Video yang memperlihatkan layanan perlindungan anak dan polisi secara paksa mengambil seorang anak kecil dari rumah keluarganya karena orang tuanya diduga mengajarkan pada anak mereka bahwa homoseksualitas dan transgender tidak dapat diterima dalam Islam menjadi viral di media sosial.

Kejadian ini diduga terjadi di Jerman, setelah guru anak tersebut mengetahui bahwa orang tuanya mengajarkan pada anak mereka bahwa homoseksualitas dan transgender adalah dosa menurut agama Islam. Mereka kemudian melaporkannya ke layanan perlindungan anak yang menghubungi polisi untuk mengambil anak tersebut.

☝️video penangkapan anak Muslim di jerman

“Di Jerman, anak ini pergi ke sekolah, mereka membicarakan topik homoseksualitas dan kemudian dia mengatakan bahwa itu Haram menurut agamanya. Sekolah kemudian menelepon layanan perlindungan anak dan polisi datang ke rumahnya dan secara paksa membawanya dari keluarganya,” ujar seorang komentator.

“Ini terjadi di Jerman dan ada banyak kasus serupa di negara-negara Eropa seperti Swedia, tidak hanya pada keluarga Muslim, tetapi juga pada beberapa keluarga Kristen. Saluran media ini terus memposting tentang kasus-kasus ini, mungkin menjadi satu-satunya suara bagi keluarga-keluarga yang terluka ini!” ujar komentator lain mengenai kasus ini yang sering terjadi di Swedia.

Anak tersebut akan diambil di bawah perawatan Pemerintah dan akan dikirim ke rumah asuh di mana ia dapat diadopsi. Namun, orang tuanya dapat mendapatkan hak asuh kembali setelah proses persidangan yang panjang.

Video ini memicu kemarahan di komentar. Banyak yang mengutuk tindakan tersebut dengan alasan bahwa itu melanggar hak kebebasan beragama yang dijamin oleh hukum.

Namun, ada juga yang mengatakan bahwa anak itu diambil karena orang tuanya bersikap kasar dan tidak dalam posisi terbaik untuk merawatnya.

Muslim Skeptic menyampaikan laporan yang mengungkapkan bahwa Swedia, serta beberapa negara Eropa lainnya, menargetkan anak-anak Muslim untuk diculik dari keluarga mereka dan dibawa ke rumah asuh. Menurut laporannya, rumah asuh dibayar dengan jumlah besar dan bebas pajak setiap bulannya untuk setiap anak yang mereka asuh. Anak-anak tersebut juga diberi hadiah untuk memastikan mereka tetap tinggal di rumah asuh dan tidak meminta kembali ke orang tua mereka.

Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa statistik menunjukkan bahwa anak-anak yang dikelola oleh layanan sosial di Swedia memiliki tingkat kematian yang relatif tinggi, terlibat dalam kejahatan, dirawat di rumah sakit karena masalah kesehatan mental, kehamilan remaja, masalah ekonomi, dan tingkat pencapaian pendidikan yang rendah.

Menurut laporan dari The Rabbit Hole, sangat sedikit anak trans yang masih ingin melakukan transisi atau tetap menjadi anak trans saat mereka dewasa. Laporan tersebut juga menyatakan bahwa 60-90% anak-anak trans berubah menjadi tidak menjadi anak trans saat dewasa.

Add comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *